Pengertian Infeksi Bakteri Infeksi Methicillin Resistant Staphylococcus Aureus (MRSA), Penyebab, dan Gejalanya

Diposting pada

Pengertian Infeksi bakteri Methicilin Resistant Staphylococcus Aureus (MRSA)

Infeksi bakteri Methicilin Resistant Staphylococcus Aureus atau lebih dikenal dengan MRSA merupakan salah satu ancaman bagi kesehatan manusia.

Karektristik dari infeksi ini sendiri biasanya timbul oleh bakteri yang kebanyakan terjadi secara sistemik dan sebagian besar terjadi secara nosokomial atau infeksi yang disebarkan di fasilitas-fasilitas kesehatan seperti klinik dan rumah sakit.

Daftar Isi

MRSA (Infeksi bakteri Methicilin Resistant Staphylococcus Aureus)

Menurut Kementerian Kesehatan RI, infeksi nosokomial merupakan infeksi yang terjadi atau didapat seseorang saat berada di rumah sakit setelah minimal 3 x 24 jam berada di rumah sakit. Infeksi nosokomial atau yang lebih dikenal dengan istilah Healthcare Associated Infections (HAIs), dilaporkan oleh World Health Organization sekitar 8.7% penderita  yang dirawat di rumah sakit mengalami infeksi nosokomial.

Soedarto dalam Bukunya pada tahun (2016) menyampaikan bahwa penderita terinfeksi MRSA (Methicillin Resistant Staphilococcus aureus)  merupakan salah satu yang tinggi  frekuensinya. Bahkan dalam perkembangannya resistensi cenderung dinamis dan mengalami peningkatan dari tahun ke tahun.

Penyebab Infeksi bakteri Methicilin Resistant Staphylococcus Aureus

Penyebab Infeksi bakteri Methicilin Resistant Staphylococcus Aureus biasanya disebabkan oleh adanya mutasi gen secara de novo atau karena transfer horizontal elemen genetik, sehingga sebagai konsekuensinya adalah target obat bisa diubah bahkan enzim yang mampu menonaktifkan antibiotik dapat diekspresikan. Hal ini sebagimana yang dijelaskan oleh Hang (2014).

Gejala dari Infeksi bakteri Methicilin Resistant Staphylococcus Aureus

Gejala yang timbul dari Infeksi bakteri Methicilin Resistant Staphylococcus Aureus  dapat menjadi invasive seperti pneumonia, endocarditis, arthritis, osteomyelitis, meningitis, dan septikemia. MRSA yang didapatkan dari penularan antar sesama juga seringkali diasosiasikan dengan penyakit pada permukaan kulit atau jaringan lunak, seperti sindrom kulit terbakar (scalded skin syndrome) yaitu penyakit ditandai dengan meluas abces dan kehilangan bagian luar dari lapisan epidermis.

Peningkatan MRSA (Infeksi bakteri Methicilin Resistant Staphylococcus Aureus)

Pada beberapa dekade belakangan,  insiden infeksi MRSA terus meningkat di berbagai belahan dunia. Data dari Pusat Program Surveilans Antimikroba menunjukkan terjadinya peningkatan MRSA di antara Staphylococcus aureus yang diisolasikan dari pasien Intensive Care Unit (ICU) di seluruh dunia (Raisa dan Tri, 2013).

Di Asia prevalensi infeksi MRSA kini mencapai 70%, sementara Indonesia pada tahun 2006 berada pada angka 23,5% dengan ditandai adanya kejadian MRSA maupun infeksi luka operasi karena bakteri lainnya di banyak rumah sakit besar di Indonesia, termasuk di bangsal perawatan pasien bedah (Sulistyaningsih, 2010; Nurkusuma, 2009).

Demikinalah penjelasan mengenai Methicillin Resistant Staphylococcus Aureus (MRSA). Semoga dengan adanya wawasan ini kita semua dapat menemukan penanganan terhadap infeksi bakteri ini yang tentunya pada saat ini tengah menjadi perhatian mengingat besarnya risiko resistensi yang mungkin terjadi saat digunakan antibiotik.

Rate this post