Kehidupan manusia, khususnya di Indonesia pada dasarnya berpegang pada rasionalitas untuk mendahulukan daratan dan meminimalkan resiko dalam kehidupannya teruma mengenai kelauatan.
Dimana, dalam sebuah penlitian yang di lakukan oleh Prasetyo (2011) mengungkapkan bahwa beberapa hal ini akan menjadi seseoarang enggan atau malas, untuk melaut. Diantaranya adalah Mitos negatif tentang laut 34.94%, Mental agraris 17.46% , Faktor alam 12.69%, Kurangnya jiwa petualang 19.04%, dan Biaya penggunaan teknologi 15.87%.
Dari alasan tersebut dapat dikatakan bahwa alasan para responden enggan melaut yang paling banyak jumlahnya adalah dikarenakan mitos negatif tentang laut yaitu berjumlah 34.94%.
Daftar Isi
Alasan yang Menjadikan Enggan Melaut
Ada beberapa faktor yang menyebabkan orang Sasak enggan melaut yaitu :
-
Mitos negatif tentang laut
Mitos negatif tentang laut mengalami perkembangan yang pesat di dalam diri manusia dalam setiap waktunya sehingga manusia seringkalai beranggapan bahwa laut adalah tempat yang menyeramkan, gelap, luas, tak berujung, banyak binatang buas, memiliki suatu yang mistis, banyak roh-roh halus, dan lainnya.
Bahkan ada mitos yang berkembang, jika ibu sedang hamil/mengandung, menurut mitologi, dia tidak boleh makan ikan. Jika makan ikan akan membuat air susunya menjadi bau amis. Padahal, ikan sangat baik untuk anak yang sedang berada di dalam kandungannya. Sehingga, sampai saat ini pikiran tentang mitos tersebut menjadikan manusia Sasak enggan melaut.
-
Mental agraris
Mental agraris yang dimaksud dalam pembahasan ini adalah mental yang dipengaruhi oleh rutinitas pekerjaan bertani. Seperti yang diketahui bahwa masyarakat mayoritas menggantungkan kehidupannya pada pertanian. Ketergantungan terhadap pertanian ini membentuk pola pikir atau mental agraris.
Itulah sebabnya manusia sangat tergantung pada hal yang lebih kepada daratan yang pasti yaitu seperti bertani, berternak, atau menjadi PNS, dan yang sejenisnya.
-
Kurangnya jiwa petualang
Akibat dari adanya mental agraris sebagaimana di jelaskan di atas, memunculkan sifat dan sikap kurang kreatif dan kurang berani.
Sifat dan sikap ini pada akhirnya memunculkan perilaku kurang berani berpetualang. Berpetualang merupakan kegiatan yang kurang diminati oleh kebanyakan manusia, padahal dengan jiwa berpetualang yang tinggi akan menjadikan seseorang semakin siap untuk menghadapi tantangan dalam hidupnya.
-
Masih tergantung pada alam
Dari sejak zaman dahulu, cuaca dan iklim yang tidak bersahabat selalu menjadi kendala yang membahayakan kegiatan melaut. Karena, cuaca merupakan sesuatu yang tidak dapat ditebak dan tidak bersifat spekulatif. Hal inilah yang membuat kebanyakan orang takut melaut.
Ketergantungan pada alam membuat nelayan masih tetap bertahan untuk memenuhi kebutuhan minimalis mereka dalam hidupnya.
-
Biaya untuk penggunaan teknologi cukup tinggi
Biaya 1 perahu dan mesin yang berkisar antara Rp. 15.000.000 sampai Rp. 16.000.000. Harga sebesar ini membuat mereka tetap bertahan dengan perahu tradisional.
Kemampuan dan keahlian mereka untuk membuat perahu dan peralatan melaut sendiri merupakan faktor pendorong mereka tetap dalam keamanan, karena risiko tersebut lebih kecil jika dibandingkan mereka menggunakan teknologi modern.
Demikianlah beberapa alasan yang bisa diungkapkan dalam tulisan alasan yang menjadikan tidak suka melaut. Semoga dapat bermanfaat bagi seganap pembaca.