5 Pengertian Sampel Menurut Para Ahli, Cara Menentukan, Bentuk, dan Contohnya

Diposting pada

Pengertian Sampel Menurut Para Ahli

Sampel adalah istilah yang dikenal di Indonesia, terutama dalam ilmu statistik dan statitika khususnya untuk penelitian ataupun membuat karya tulis ilmiah. Namun yang pastinya, sampel yang dikenal dalam Bahasa Inggris Sample menjadi bagian yang terpisahkan dengan populasi.

Oleh karena itulah, untuk memperjelas ulasan mengenai hal ini, akan mencoba memberi pengertian sampel menurut beberapa ahli dari berbagai sumber yang tersedia, baik buku ataupun internet.

Daftar Isi

Sampel

Sampel merupakan sebagian daripada jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi sehingga dalam hal inilah sampel sebagai bagian kecil dari anggota populasi yang diambil menurut prosedur tertentu yang dapat mewakili populasinya.

Pengertian Sampel Menurut Para Ahli

Adapun definisi sampel menurut para ahli. Diantaranya;

  1. Arikunto (2013)

Memberikan pengertian sampel sebagai bagian atau wakil dari seluruh populasi yang diteliti. Jika hanya akan meneliti sebagian populasi maka penelitian tersebut disebut penilitian sampel.

  1. Sukardi (2003)

Memnurutnya sampel adalah bagian dari jumlah populasi yang dipilih peneliti untuk sumber data yang tetap tetapi masih menggambarkan atau mewakili jumlah populasi.

  1. Nana Sudjana dan Ibrahim (2012)

Mengemukakan bahwa sampel adalah sebagian dari populasi yang terjangkau karena memiliki sifat yang sama dengan populasi yang di wakili.

  1. Wikipedia

Memberikan pengertian bawa sempel adalah perwakilan dari seluruh populasi yang hasilnya sudah dianggap mewakili keseluruhan dari penelitian yang direncanakan atau yang akan dilakukan.

  1. Sugiyono (2006)

Memberikan pengertian bahwa sampel adalah bagian dari seluruh jumlah populasi penelitian yang dianggap memiliki persamaan karakteristik dari seluruh populasi yang tersedia.

Teknik Pengukuran Sampel

Bila jumlah populasi dipandang terlalu besar, dengan maksud menghemat waktu, biaya, dan tenaga maka peniliti tidak meniliti seluruh anggota populasi melinkan hanya mengambil sebgian dari jumlah total populasi akan hal tersebut dianggap lebih efesien darii segi waktu dan biaya.

Penelitian sampel baru boleh dilaksanakan jika keadaan subjek didalam populasi benar-benar homogen. Apabila subjek populasi yang dilakukan dinggaptidak homogen, maka kesimpulannya tidak boleh penelitian tersebut diberlakukan bagi seluruh populasi yang tersedia.

Ada beberapa keuntungan jika menggunakan sampel yaitu sebagi berikut:

  1. Karena subjek pada sampel lebih sedikit dibandingkan dengan populasi, maka kerepotannya akan berkurang.
  2. Apabila populasinya terlalu besar, maka dikhawatirkan ada yang terlewati.
  3. Dengan penelitian sampel, maka akan lebih efisien (dalam arti uang, tenaga, dan waktu).
  4. Ada kalanya dengan penelitian populasi berarti destruktif (merusak). Bayangkan kalau kita harus meneliti kemampuan senjata yang dihasilkan oleh pabrik, misalnya granat. Maka sambi meneliti, kita juga menghabiskannya.
  5. Ada bahaya bias dari orang yang mengumpulkan data. Karena subjeknya banyak, petugas pengumpul data menjadi lelah, sehingga pencatatannya menjadi tidak teliti
  6. Ada kalanya memang tidak dimungkinkan melakukan penelitian populasi. Misalnya kalau kita ingin mengetahui pendapat masyarakat Indonesia tentang kasus penistaan agama oleh salah satu gubernur di Indonesia. Maka tidak mungkin dengan tepat diketahui pendapat masyarakat di Indonesia terhadap kasus tersebut bila dilakukan dengan penelitian populasi atau penelitian sensus.

Cara Menentukan Ukuran Sampel

Menurut Singarimbun dan Effendi (1995) beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dalam menentukan besarnya sampel yaitu:

  1. Keragaman populasi
  2. Tingkat presisi yang dikehendaki
  3. Rencana analisis
  4. Pertimbangan tenaga, waktu, dan biaya

Issac dan Michael (1983) menganjurkan penggunaan rumus untuk menetukan besarnya sampel minimu yang harus diambil, berdasarkan besarnya populasi tertentu sebagai berikut:

rumus sampel
rumus sampel

Keterangan:

  • S = ukuran sampel minimum
  • N = ukuran populasi
  • P = proporsi populasi sebagai asumsi (bisa diambil P = 0,5)
  • d = tingkat kesalahan yang ditolerir (bisa diambil d = 0,05)
  • x2 = nilai pada tabel x2 pada taraf keyakinan 0,95 (x2 = 3,841)

Cochran (1995) menyarankan penggunaan rumus berikut untuk menentukan ukuran sampel minimum yang harus diambil dalam sebuah penelitian yaitu:

rumus penentuan sampel
rumus penentuan sampel

Keterangan:

  • N = jumlah populasi
  • n = ukuran sampel minimum
  • t = absis pada kurva normal untuk p tertentu (jika p = 0,05 maka t = 1,96)
  • P = proporsi dalam populasi (bisa diambil P = 0,5)
  • Q = (1-P)

Macam Teknik Penarikan Sampel

Pada dasarnya ada dua macam teknik pengambilan sampel, yaitu:

  1. Teknik sampling secara acak (random sampling) atau menggunakan pendekatan probabilitas.
  2. Teknik sampling tidak acak (non random sampling) atau menggunakan pendekatan nonprobabilitas.

Penelitian yang cara pengambilan sampel dilakukan dengan teknik acak (probability) dari suatu populasi memungkinkan bagi peneliti untuk menerapkan teknik analisis data melalui statistik parametrik sehingga kesimpulan hasil penelitian dapat diberlakukan terhadap populasi dari mana sampel tadi diambil.

Tetapi jika pengambilan sampel suatu penelitian dilakukan secara tidak acak (nonprobability), maka teknik analisis data yang digunakan harus melalui statistik nonparametrik dan kesimpulan hasil penelitiannya tidak bisa diberlakukan terhadap populasinya. (Triyono, 2013: 148)

  1. Teknik sampling acak (random sampling)

Teknik sampling acak atau random sampling merupakan teknik sampling yang dilakukan dengan memberikan peluang atau kesempatan kepada seluruh anggota populasi untuk menjadi  sampel. Dengan demikian sampel yang diperoleh diharapkan merupakan sampel yang representatif.

Teknik sampling yang dapat untuk penelitian adalah berikut ini.

  1. Teknik sampling secara rambang sederhana (random sampling). Misalnya untuk teknik ini penelitian dilakukan dengan undian.
  2. Teknik sampling secara sistematis (systematic sampling). Prosedur teknik sampling secara sistematis berupa penarikan sample dengan cara mengambil setiap kasus dari kesekian daftar populasi.
  3. Teknik sampling secara rambang proporsional (proporsional random sampling). Penelitian ini dilakukan jikalau populasi terdiri dari subpopulasi maka sample penelitian menggunakan tekni ini dapat diambil dari setiap subpopulasi. Adapun cara peng-ambilannya  dengan cara undian maupun sistematis.
  4. Teknik sampling secara rambang bertingkat. Bila anggapan bahwa subpoplulasi sifatnya bertingkat, cara pengambilan sampel sama seperti pada teknik sampling secara proportional yang telah disebutkan sebelumnya.
  5. Teknik sampling secara kluster (cluster sampling). Teknik ini digunakan jikalau peneliti tidak tahu persis karakteristik populasi  yang dijadikan subjek penelitian karena populasi tersebar di wilayah yangjangkauannya lebar. Untuk itu peneliti hanya dapat menentukan sampel wilayah.
  1. Teknik sampling tidak acak (non random sampling)

Teknik sampling tidak acak adalah teknik pengambilan sampel yang ditemukan atau ditentukan sendiri oleh peneliti atau menurut pertimbangan pakar.

Beberapa jenis penarikan sampel secara tidak acak ini yaitu sebagai berikut:

  1. Purposive sampling, merupakan cara penarikan sampel yang dilakukan memlih subjek berdasarkan kriteria spesifik yang ditetapkan sendiri.
  2. Snow-ball sampling, dialkukan dengan cara menentukan sampel pertama. Sampel berikutnya ditentukan berdasarkan informasi dari sampel pertama, sampel ketiga ditentukan berdasarkan informasi dari sampel kedua, dan seterusanya sehingga jumlah sampel semakin besar seolah-olah terjadi efek bola salju.
  3. Quota sampling, dilakukan dengan atas dasar jumlah atau jatah yang telah ditentukan. Biasanya yang dijadikan sampel penelitian adalah subjek yang mudah ditemui sehingga memudahkan pula proses pengumpulan data.
  4. Accidental sampling, dilakukan secara kebetulan karena sampel diperoleh tidak direncanakan terlebih dahulu.

Agar sekiranya lebih jelas dengan ulasan tersebut berikut ini akan diberikan contoh daripada  sampling secara acak (random sampling) dan teknik sampling tidak acak (non random sampling).

  1. Contoh sampling secara acak (random sampling)

Dekan sekolah pendidikan di sebuah universitas besar Midwestern ingin mencari tahu bagaimana pandangan fakultasnya tentang arus Persyaratan cuti di universitas. Dia menempatkan semua 150 nama dari fakultas di sebuah topi, mencampur mereka secara menyeluruh, dan kemudian menarik keluar nama-nama 25 orang untuk wawancara.

  1. Contoh teknik sampling tidak acak (non random sampling)

Presiden dari universitas yang sama ingin tahu bagaimana pandangan fakultas juniornya tentang kebijakan promosi yang baru-baru ini ia perkenalkan (dengan saran dari komite fakultas). Dia memilih sampel 30 fakultas dari total fakultas 1.000 untuk membicarakannya.

Lima anggota fakultas dari masing-masing enam sekolah yang membentuk universitas dipilih atas dasar berikut Kriteria: Mereka telah mengajar di universitas kurang dari lima tahun, mereka nontenured, mereka termasuk salah satu asosiasi fakultas di kampus, dan mereka belum menjadi anggota komite yang membantu presiden menyusun kebijakan baru.

Demikianlah ulasan lengkap mengenai pengertian sampel menurut para ahli, teknik pengkuran, cara menentukan, dan macam sampel dilengkapi pula dengan contohnya semoga dapat bermanfaat bagi siapapun yang sedang atau akan melakukan penelitian, tentunya pembahasan sampel ini akan dapat membantu.

Rate this post