5 Kaidah Kebahasaan Teks Opini dan Contohnya

Diposting pada

Kaidah Kebahasaan Teks Opini

Menulis arti opini atau mengungkapkan pemikiran melalui sebuah opini dan artikel seringkali kita temukan pada kehidupan manusia, hal ini dikerenakan opini bisa ditulis dan diungkapkan oleh siapapun, baik akademisi, mahasiswa, masyarakat biasa, ataupun pemerintah. Sejatinya dalam menulis atau mengungkapkan opini ada kaidah kebahasaan yang harus dikuasai dalam teks opini.

Daftar Isi

Kaidah Kebahasaan Teks Opini

Kaidah kebahasaan ini sendiri sejatinya penting dilakukan agar siapapun yang menuliskan atau mengungkapkan opini bisa sesuai dengan harapan, terutama agar dapat dikatakan baik bagi pembaca yang mencari informasi sekaligus literasinya. Oleh karena itulah, pada kesempatan kali ini akan mengulas lebih dalam mengenai kaidah kebahasaan teks opini beserta penjelasan dan contohnya.

Macam Kaidah Kebahasaan Teks Opini

Ada 5 hal yang perlu dilakukan agar opini yang diungkapkan memenuhi kaedah kebahasaan teks opini, berikut hal-hal tersebut;

  1. Adverbia Frekuentatif

Adverbia frekuantif adalah kata keterangan yang menggambarkan makna berhubungan dengan tingkat kekerapan terjadinya sesuatu yang diterangkan adverbial itu dan fungsinya untuk mempertegas seperti selalu, kerap, biasanya, sebagian besar waktu, sering, kadang-kadang, dan jarang.

  1. Konjungsi

Konjungsi yang sering digunakan pada teks opini, antara lain:

  1. Konjungsi yang digunakan untuk menata argumentasi seperti pertama, kedua, berikutnya, dan lain sebaginya.
  2. Konjungsi yang digunakan untuk memperkuat argumentasi seperti bahkan,  juga, selain itu, lagi pula, sebagai contoh, misalnya, padahal, justru, dan lain sebaginya.
  3. Konjungsi yang menyatakan sebab-akibat seperti sehingga, maka, akibatnya,  oleh karena itu,  sampai-sampai.
  4. Konjungsi yang menyatakan tujuan atau harapan seperti agar, supaya, biar, untuk.
  1. Verba (Kata Kerja)

Teks opini menggunakan jenis verba sebagai berikut:

  1. Verba Material, Verba material merupakan verba yang menunjukkan perbuatan fisik atau peristiwa.  Misalnya: membaca, menulis, mengunyah, menyikat, dan lain sebagainya.
  2. Verba Relasional, Verba relasional adalah verba yang menunjukkan hubungan. Dibagi menjadi  dua. Yaitu Verba Relasional Identifikatif yang menunjukkan hubungan intensitas (yang mengandung pengertian A adalah  B). Terdapat partisipan token atau teridentifikasi (identified) dan nilai (value) atau pengidentifikasi (identifier). Misalnya: Sekolah (token) adalah (verba relasional identifikasi kasi) gudang ilmu (nilai). Verba Relasional Atributif yang menunjukkan hubungan sirkumstansi (yang mengandung pengertian A pada atau di dalam B) dan hubungan milik (yang mengandung pengertian A mempunyai B). Terdapat partisipan penyandang (carrier) dan sandangan (attribute). Misalnya: Kakak (penyandang) mempunyai (verba relasional atributif) sepatu baru (sandangan).
  3. Verba Mental, Pada umumnya digunakan untuk mengajukan klaim. Verba ini menerangkan persepsi (misalnya: melihat, merasakan, mendengar), afeksi (misalnya: suka,  khawatir), dan kognisi (misalnya: berpikir, mengerti). Terdapat partisipan pengindera (senser) dan fenomena.
  1. Modalitas

Modalitas merupakan cara seseorang menyatakan sikap dalam sebuah komunikasi.  Bentuk modalitas sebagai berikut:

  1. Menyatakan kepastian seperti memang, niscaya, pasti, sungguh, tentu, tidak, bukan, bukannya, dan lain sebaginya.
  2. Menyatakan pengakuan seperti iya, benar, betul, sebenarnya, malahan.
  3. Menyatakan kesangsian seperti agaknya, barangkali, entah, mungkin, rasanya, rupanya, dan lain sebaginya.
  4. Menyatakan keinginan seperti semoga, mudah-mudahan, dan lain sebaginya
  5. Menyatakan ajakan seperti  baik, mari, hendaknya, kiranya, dan lain sebaginya
  6. Menyatakan keheranan seperti  mustahil, tidak masuk akal, dan lain sebaginya
  1. Kosakata

Seorang penulis teks opini harus kaya dengan kosakata, baik menggunakan kosakata baru atau yang sudah lama. Akan tetapi perlu untuk dipahami bahwa pengunaan ksakata ini haruslah sesuai KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia).

Contoh pengunaan kosakata dalam kaidah kabahsaan teks opini yang sesuai dengan EYD (Ejaan Yang Disempurnakan). Seperti menggunakan arti kata, Gratifikasi, yang bermakna uang hadiah kepada pegawai di luar gaji yang telah  ditentukan.

Demikianlah ulasan mengenai kaidah kebahasaan teks opini beserta penjelasan dan contohnya lengkap. Semoga bermanfaat, bagi siapapun yang sedang atau akan mempelajari kaidah kebahasaan teks opini. Trimakasih,

5/5 - (41 votes)