Contoh Proposal PKM Pengabdian Masyarakat (PKM M)

Diposting pada

Contoh Proposal PKM Pengabdian Masyarakat (PKM M)

Program Kreativitas Mahasiswa Pengabdian kepada Masyarakat atau yang lebih dikenal dengan PKM M adalah salah satu program dalam arti PKM yang dikeluarkan oleh Dikti. PKM M ini sendiri dilakukan sebagai upaya mendorong ilmu pengetahuan, teknologi dan seni dalam upaya peningkatan kinerja atau peran mahasiswa selekas nanti lulus “wisuda”.

Daftar Isi

PKM Pengabdian Masyarakat (PKM M)

PKM M dapat dilakukan mahasiswa baik secara formal ataupun non-formal, yang pasti PKM M yang diajukan dapat  produktif. Selain itu dalam pembuatakan PKM selalu mensyaratkan adanya komitmen atau kerjasama antara masyarakat yang diabntu dengan kelompok mahasiswa.

Tujuan PKM M diselenggarakan ialah  menumbuhkembangkan minat mahasiswa dalam mengabdikan ilmunya kepada masyarakat melalui suatu bentuk karya yang inovatif. Oleh karena itulah, sebagai ulasan lebih lanjut, berikut akan mengulas mengenai kiteria pengusul PKM M sebelum tulisan ini membagikan contoh PKM Pengabdian Masyarakat.

Kriteria Pengusul PKM Pengabdian Masyarakat

Ada beberapa hal yang harus dipenuhi, bagi siapapun yang akan membuat PKM. Berikut kriteria;

  1. Peserta yang mengajukan PKM M ialah sekelompok mahasiswa yang sedang belajar di tingkat D3 atau S1 di seluruh Perguruan Tinggi yang bernaung di bawah Kemenristek Dikti.
  2. Anggota kelompok mahasiswa yang mengusulkan PKM M berjumlah 3 sampai dengan 5 orang.
  3. Mahasiswa yang menjadi pengusul PKM M dapat berasal dari berbagai program studi, baik dari disiplin ilmu sosial ataupun eksakta, tetapi yang pasti mahasiswa yang sekelompk tersebut harus berada dalam satu Perguruan Tinggi yang sama.
  4. Usulan dana yang diajukan dalam merealisikan PKM minimal 2.500.000 dan maksimalnya ialah Rp 12.500.000.
  5. Jumlah proposal PKM yang diajukan maksimum 10 halaman.

Contoh PKM Pengabdian Masyarakat (PKM M)

Sebagai penjelasan lebih lanjut nerikut ini akan dibagikan mengenai contoh proposal PKM Pengabdian Masyarakat. Adapun contoh PKM ini bertema;

Pemanfaatan Daun Sirih Merah Sebagai Sikat Jarban (Sosialisasi Kesehatan Dan Pengajaran Obat Tradisional) Dalam Upaya Penuntasan Gatal-Gatal Di Pondok Pesantren Darussa’adah.

Ringkasan

Gatal-gatal adalah penyakit kulit yang umum terjadi di pondok pesantren, bahkan istilah penyakit ini dikenal dengan sebutan Jarban (bahasa arab) yang artinya cobaan sedangkan dalam dunia kedokteran disebut Scabies. Umumnya orang yang tinggal di pondok pesantren terkena 1-3 kali bahkan ada yang selama tinggal dipesantren terserang penyakit gatal-gatal terus menerus tiada henti. Penyebab penyakit gatal-gatal tersebut beraneka ragam mulai dari faktor kurang menjaga kebersihan, tempat tidur yang kurang diatur, bergantian pakaian dengan sesama teman, bergantian handuk, bahkan sampai dengan keadaan air yang kurang bersih. Oleh karena itu, masalah penyakit gatal-gatal di pondok pesantren yang menular dari teman satu keteman yang lain harus segera diatasi.

Caranya dengan melakukan sosialisasi kesehatan dan pengajaran obat tradisional (Sikat Jarban) di pondok pesantren sebagai pengabdian yang khususnya mendidik (educating), mencerahkan (enlightening), memberdayakan (empowering) tentang manfaat daun sirih merah yang selama ini masih jarang diketahui oleh khalayak umum termasuk para santri yang tinggal di pondok pesantren. Sehingga pemanfataan daun sirih merah yang memilki kadungan minyak sebanyak atsiri 1−4,2%, air, protein, lemak, karbohidrat, kalsium, fosfor, vitamin A, B, C, yodium, gula, anti bakteri dan pati (Ajizah, 2004) diharapkan akan mampu untuk menuntasakan masalah gatal-gatal. Harapannya dengan sosialisasi dan pengajaran obat tradisional ini akan tercipta pesantren yang sehat serta dapat memberikan kenyamanan bagi setiap santri.

1.1 Latar Belakang

Dewasa ini keberadaan pondok pesantren sebagai pendidikan non formal sudah dirasakan banyak manfaat oleh sebagian besar masyarakat. Kontribusinya dalam memperjuangkan dan mengisi kemerdekaan sudah tidak dapat diragukan lagi, mulai dari pahlawan nasional seperti KH. Hasim Ashari, KH. Ahmad Dahlan sampai dengan sekarang Imam Nachrowi (Kemenpora) dan Lukman Hakim Syarifudin (Kemenag) memilki latar belakang dari dunia pesantren. Oleh karena itu peran pondok pesantren tidak lagi bisa dipandang sebelah mata, harus selalu diperhatikan oleh pemerintah, masyarakat maupun lembaga-lembaga swasta sehingga diharapakan mampu mandukung kemajuan berbagai bidang, termasuk didalamnya adalah kesehatan.

Akan tetapi problema kesehatan sampai saat ini masih sulit untuk bisa diatasi, lantaran ada suatu penyakit yang pasti dialami oleh para santri yang berada didalam pesantren. Penyakit itu adalah gatal-gatal yang didefenisikan oleh kamus kesehatan sebagai sebuah sensasi tidak nyaman pada kulit yang terasa seolah-olah ada sesuatu yang merayap di kulit, dan membuat orang ingin menggaruk daerah yang terkena . Sisi lain yang dapat menjadi solusi atas permasalah gatal-gatal adalah memanfaatkan daun sirih merah yang mudah diperoleh atau bahkan dalam penanaman karena daun sirih merah dapat tumbuh subur pada daerah yang dingin, teduh, dan tidak terlalu banyak terkena sinar matahari dengan ketinggian 300−1000 m. Tanaman sirih merah sangat baik pertumbuhannya apabila mendapatkan sekitar 60−75% cahaya matahari (Sudewo, 2010).

Kelebihan lainnya daun sirih merah mengandung minyak atsiri sebanyak 1−4,2% yang menurut Ajizah (2014) berperan sebagai anti bakteri dengan cara mengganggu proses terbentuknya membran atau dinding sel sehingga tidak terbentuk atau terbentuk tidak sempurna. Sehingga diharapakan dengan adanya sosialisasi kesehatan dan pengajaran obat tradisional (Sikat Jarban) akan mempu menuntasakan permasalahan gatal-gatal di Pondok Pesantren terutama tentang pengajaran pola hidup bersih dan pemanfaatan daun sirih merah sebagai obat tradisional yang mudah diperoleh ataupun ditanam.

Selengkapnya mengenai Contoh Proposal PKM Pengabdian Masyarakat tersebut silahkan para pembaca bisa download disini

Sebagai catatan mengenai judul “Pemanfaatan Daun Sirih Merah Sebagai Sikat Jarban (Sosialisasi Kesehatan Dan Pengajaran Obat Tradisional) Dalam Upaya Penuntasan Gatal-Gatal Di Pondok Pesantren Darussa’adah” dalam pembuatan PKM Pengabdian Masyarakat karena melihat akan banyaknya para santri (orang yang tinggal di pesantren) terkena penyakit gatal-gatal sehingga solusi yang ditawarkan ialah dengan memanfaatkan obat herbal sebagai upaya menciptakan sosulisi atas permasalahan yang diajukan.

Demikianlah ulasan mengenai contoh PKM Pengabdian Masyarakat (PKM M) semoga ulasan ini dapat beramanfaat bagi siapapun yang ingin atau akan membuat PKM Pengabdian Masyarakat. Trimakasih.

Rate this post