Negara Indonesia adalah salah satu arti negara berkembang yang kaya akan kebudayaan. Mengingat terbentangnya Negara Indonesia dari Sabang sampai Merauke dengan ribuan suku bangsa yang tersebar di dalamnya, dengan pesonanya yang unik dan menarik mengenai contoh kebudayanya, hal ini tentu dapat menjadikan Indonesia sebagai destinasi wisata yang mampu bersaing di kancah internasional.
Namun, minimnya media informasi menjadi hambatan dalam memaksimalkan potensi budaya yang ada di Indonesia, dan juga karena kurangnya kesadaran masyarakat akan pentingnya memperkenalkan kebudayaan setempat kepada masyarakat secara luas.
Daftar Isi
Kebudayaan di Masyarakat Indonesia
Diakui ataupun tidak pada intinya adalah arti kebudayaan di Indonesia ini lebih dekat pada kebudayaan timur yang lekat dengan sifat keagamaannya. Prihal ini maka sangatlah pantas, jikalau dalam penerapan ideologi Pancasila setiap warga negara haruslah memiliki keyakinan sehingga tidak terpadang sebagai liberal.
Contoh Kebudayaan di Indonesia
Adapun untuk contoh adanya penggambaran atas kebudayaan Indonesia di masyarakat dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya saja;
-
Kebudayaan Robo-robo di Mempawah, Kalimantan Barat
Bagi sebagian masyarakat di beberapa daerah di Indonesia, bulan Safar diyakini sebagai bulan naas dan sial. Oleh sebab itu, masyarakat yang meyakininya akan menggelar ritual khusus agar terhindar dari malapetaka.
Seperti yang telah dilakukan Opu Daeng Menambon saat pelayaran ke Mempawah bersama dengan masyarakat setempat yang pada saat itu menyambutnya dengan meriah.
-
Budaya Cap Go Meh di Singkawang, Kalimantan Barat
Meriahnya perayaan Cap Go Meh di setiap hari ke-15 pertama pada Bulan Imlek disambut meriah oleh seluruh masyarakat khususnya masyarakat Tionghoa terutama di Kota Singkawang. Tujuan utama diadakan perayaan Cap Go Meh sendiri sebagai penutup rangkaian perayaan Tahun Baru Imlek, dimana pertunjukan dimeriahkan dengan atraksi barongsai, naga, choi lam shin atau keranjang jelangkung dan atraksi tatung yang sudah dirasuki roh-roh nenek moyang.
Biasanya mereka akan beratraksi dengan menusukkan benda tajam dan menembus ke kedua pipi mereka tanpa merasa sakit sedikitpun.
-
Budaya Gawai Dayak di Pontianak, Kalimantan Barat
Gawai Dayak atau Naik Dango adalah satu pesta yang diselenggarakan oleh masyarakat dayak sebagai ucapan terima kasih kepada sang Pencipta “Jubata” atas panen padi yang berlimpah, dapat melambangkan persatuan, aspirasi identitas kemakmuran serta memperkenalkan bahwa masyarakat Dayak memilki andil dalam mempersatukan bangsa Indonesia. Dengan tiga aspek pokok yaitu agraris, religius, dan solidaritas, serta persatuan.
-
Budaya Kebo-keboan di Banyuwangi, Jawa Timur
Kebo-keboan adalah tradisi dari Banyuwangi, diambil dari bahasa daerah yang berarti kerbau jadi jadian. Dalam ritual ini peserta yang bertubuh tambun berdandan layaknya kerbau lengkap dengan tanduk buatan dan lonceng di lehernya. Tubuhnya juga dilumuri dengan cairan hitam yang terbuat dari oli dan arang.
Mereka lalu menarik bajak mengelilingi desa dengan diiringi musik khas Banyuwangi sebagai bentuk tolak bala juga mengusir penyakit yang menyerang tanaman dan warga desa. Ajaibnya, konon, para “kerbau” ini menarik bajak seperti kerbau pada aslinya. Ini dikarenakan mereka mendapat semacam hipnotis yang membuat mereka menarik bajak di bawah alam sadar mereka. Para pengunjung bisa ikut mencoba mengotori baju mereka dengan lumpur sembari menonton acara ini.
-
Kebudayaan Larung Sesaji di Magetan, Jawa Timur
Larung Sesaji, tradisi bentuk rasa syukur atas karunia Tuhan dengan cara memberikan hasil panen dan menyembelih ternak mereka lalu menyembahkannya dalam upacara adat. Upacara adat ini dilaksanakan serentak di hampir setiap pantai-pantai selatan lain.
Berawal dari kedatangan seorang Prajurit Laskar Pangeran Diponegoro, Ki Atmo Wijoyo, yang rela melepas baju keprajuritannya dan menyatu dengan alam. Ia juga mengajak penduduk untuk tinggal di daerah tersebut. Dan pada akhirnya daerah Pantai Tambakrejo menjadi tepat yang makmur seperti sekarang ini. Sehingga masyarakat setempat melakukan ritual sebagai bentuk penghormatan dan terimakasih kepada Ki Atmo Wijoyo.
Acara ini dimeriahkan oleh berbagai pertunjukan contohnya pertunjukan reog, barongsai, drum band, pengunjung pun bisa dengan bebas menonton. Setelah upacara adat selesai, sesepuh menyerahkan Tumpeng Gonobahu kepada bapak Bupati Magetan. Acara ini berfungsi religius dan disisi lain mempunyai fungsi sosial.
Dikatakan bermakna religius karena berkaitan dengan aspek supranatural. Dikatakan bermakna sosial karena kegiatan tersebut melibatkan masyarakat pendukung kebudayaan. Tujuan tradisi ini sebagai ucapan terima kasih masyarakat kepada Tuhan Yang Mahaesa karena hadiah‐ Nya yang berupa Telaga Sarangan.
-
Kebudayaan Tabuik Pariaman di Sumatera Barat
Di Kota Pariaman, Sumatera Barat, diadakan pesta budaya adat yang dinamakan Tabuik, setiap tanggal 1 hingga 10 muharram. Pesta budaya ini adalah satu diantara acara keagaamaan yang dilaksanakan untuk memperingati meninggalnya Husein, cucu dari Nabi Muhammad SAW.
Menurut sumber sejarah, Tabuik berarti peti pusaka peninggalan Nabi Musa yang digunakan untuk menyimpan naskah perjanjian Bani Israel dengan Allah SWT. Pada prosesi awal pembuatan Tabuik ini, para warga berperang, bahkan sampai melukai, tetapi setelah acara ini selesai mereka akan saling berdamai kembali. Satu diantara prosesi yang paling unik adalah prosesi pengambilan tanah.
Prosesi ini untuk mengekspresikan kesedihan atas wafatnya Husein. Dilakukan dengan meletakkan simbol jari-jari tangan Husein yang dicincang kedalam alat bernama Panja, simbol kuburan imam tersebut. Lalu, Panja diarak keliling kota.
Puncak dari acara ini adalah saat Tabuik yang tingginya mencapai 12 meter ini diarak ke tengah kota diiringi gendang tasa dan teriakan-teriakan khas suku tersebut. Tabuik diputar, di goyang-goyang, dan perlahan-lahan dibawa ke pantai untuk dibuang ke laut pada senja hari.
Sepanjang acara adat dari 1 sampai 10 muharram, setiap malam dikota Pariaman, diadakan pameran dan bazar budaya di lapangan merdeka pariaman, dari bazar pakaaian adat, miniatur tabuik, makanan khas, hingga kesenian khas Pariaman.
-
Tradisi Sekura, Kemeriahan Hari Raya di Lampung
Salah satu bagian yang menjadi contoh adanya kebudayaan di Indonesia, khususnya di Provinsi Lampung adalah tradisi dalam memakai topeng Sekura yang dilakukan dalam upaya mewujudkan Kemeriahan Hari Raya pada masyarakat Lampung. Budaya ini setidaknya mengharuslah kepada seseorang agar dapat disebut ber-sekura ketika sebagian atau seluruh wajahnya tertutup dengan cerminan prilakunya.
Demikianlah pembahasan mengenai contoh adanya kebudayaan di Indonesia. Semoga dengan adanya pembahasan mengenai budaya-budaya lokal di Indonesia ini dapat memberikan wawasaan sekaligus pengetahuan bagi setiap pembaca yang sedang mencari referensi tentang “Budaya di Indonesia”.