Contoh PKM M (PKM Pengabdian Masyarakat) yang Didanai Dikti

Diposting pada
contoh proposal PKM M
Contoh PKM M (PKM Pengabdian Masyarakat)

Membuat PKM Pengabdian Masyarakat atau yang lebih dikenal dengan PKM M bisa menjadi salah satu soulsi bagi setiap mahasiswa yang ingin ikut mengambil bagian untuk menyelesaikan permasalahan dalam negeri.

Oleh karena alasan tersebut pada tulisan kali ini, akan membagikan tentang contoh proposal PKM Pengabdian Masyarakat yang pernah didanai Dikti, akan tetapi yang perlu untuk di pahami dalam membuat PKM M yang didanai oleh Dikti, hal utama yang perlu dilakukan ialah membaca permasalahan dengan cermat yang kemudian menciptakan soslusi atas permasalahan tersebut.

Daftar Isi

PKM M (PKM Pengabdian Masyarakat)

PKM Pengandian Masyarakat dibuat sejatinya dengan tidak mempertimbangkan permasalahan atau PKM M dibuat tapi solusi yang ditawarkan tidak sesuai dengan permasalahan yang terjadi. Disisi lainnya dengan pembuatan arti PKM M secara tidak langsung menjadi lahan pembejaran sekaligus menjadi pengamalan untuk menerapkan ilmu pengetahuan yang di dapat dibangku perkuliahan yang kemudian diterpakan dalam kehidupan bermasyarakat.

Contoh Proposal PKM Pengabdian Masyarakat yang Didanai Dikti

Contoh sistematika dalam kepenulisan proposal PKM M ini berjudul

Sosialisasi Dan Bimbingan Pemanfaatan Biji Karet Menjadi Tempe Dan Keripik Sebagai Komoditas Pangan UKM (Usaha Kecil Menengah) Masyarakat Di Desa Brabasan

RINGKASAN

Kabupaten Mesuji merupakan daerah yang mempunyai area lahan perkebunan karet yang sangat luas, salah satu desa yang masuk dalam kabupaten Mesuji adalah desa Brabasan. Lahan karet yang luas itu menghasikan limbah alam berupa biji karet. Biji karet mengandung banyak gizi, setiap 100 gram biji karet mengandung 27 g protein, 32.3 g lemak, 15.9 gram karbohidrat dan 9,1 gram air. Selain itu, biji karet juga kaya akan asam lemak esensial, yaitu tiamin 450,0 µg, asam nikotinat 2,5 µg, akroten dan tokoferol 250,0 µg. Asam amino yang terkandung dalam biji karet juga cukup lengkap, yaitu sebanyak 17 jenis dari 20 jenis asam amino essensial bagi manusia (Murni et al., 2008).

Pada saat ini telah dikembangkan makanan yang bahan dasarnya adalah biji karet yakni tempe dan keripik dari biji karet, melihat luasnya kebun karet dan banyaknya limbah biji karet di wilayah Mesuji kami tertarik untuk melakukan program sosilalisasi dan bimbingan kepada masyarakat di desa Brabasan untuk dapat membuat tempe dan keripik dari bahan dasar biji karet. Pembuatan tempe dan keripik biji karet hanya bermodalkan biji karet yang dapat di ambil secara gratis dari kebun, kemudian ragi dengan harga Rp. 10.000, gas elpiji seharga Rp. 15.000, minyak goreng seharga Rp. 15.000, bumbu dan penyedap rasa seharga Rp. 10.000, dengan modal Rp. 50.000 para penduduk dapat memulai usaha kecilnya.

Harapanya dengan bimbingan seperti ini akan tercipta suatu kelompok usaha untuk memanfaatkan biji karet sebagai komoditas pangan untuk menambah pendapatan masyarakat di desa Brabasan.

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Biji karet adalah buah dari pohon karet (Hevea brasiliensis) yang biasanya jika biji karet sudah tua akan jatuh ke tanah, biji karet terdiri dari dua bagian yakni bagian kulit yang keras dan berwarna coklat dengan bintik kehitaman serta bagian dalam yang lunak dan berwarna putih. Biji karet mengandung banyak gizi, setiap 100 gram biji karet mengandung 27 g protein, 32.3 g lemak, 15.9 gram karbohidrat dan 9,1 gram air.

Selain itu, biji karet juga kaya akan asam lemak esensial, yaitu tiamin 450,0 µg, asam nikotinat 2,5 µg, akroten dan tokoferol 250,0 µg. Asam amino yang terkandung dalam biji karet juga cukup lengkap, yaitu sebanyak 17 jenis dari 20 jenis asam amino essensial bagi manusia (Murni et al., 2008).

Hasil riset menunjukkan, zat linamarin yang terkandung dalam biji karet adalah racun yang terhidrolisis dan menghasilkan asam sianida (HCN) yang sangat berbahaya bila dikonsumsi. Manusia yang keracunan asam sianida akan mengalami penyempitan saluran nafas, mual, muntah, sakit kepala, bahkan dapat menimbulkan kematian. Proses perendaman dan perebusan ternyata bisa menghilangkan racun sianida dalam biji karet (Tempo,2013).

Berdasarkan data yang di peroleh dari badan pusat statistik lampung, pada tahun 2012 luas lahan perkebunan karet di kabupaten Mesuji mencapai 14.424 Ha (Lampung Dalam Angka, 2013). Pada saat ini telah dikembangkan produk makanan dari bahan dasar biji karet yakni tempe dari biji karet dan keripik dari biji karet. Di kabupaten Mesuji, biji karet belum dimanfaatkan secara maksimal, umumnya hanya digunakan sebagai bibit.

Pembuatan tempe dan keripik biji karet hanya bermodalkan biji karet yang dapat di ambil secara gratis dari kebun, kemudian ragi dengan harga Rp. 10.000, gas elpiji seharga Rp. 15.000, minyak goreng seharga Rp. 15.000, bumbu dan penyedap rasa seharga Rp. 10.000, dengan modal Rp. 50.000 para penduduk dapat memulai usaha kecilnya.

Dengan memanfaatkan biji karet sebagai bahan pangan maka peluang terbentuknya usaha kecil menengah berbahan dasar biji karet di desa brabasan cukup terbuka sehingga dapat menambah pendapatan ekonomi warga serta membuka lapangan pekerjaan baru. Oleh karena itu dengan luasnya lahan karet yang ada di kabupaten Mesuji serta belum dimanfaatkanya biji karet maka potensi usaha pangan dari biji karet di desa Brabasan masih terbuka.

Selengkapnya mengenai Contoh Proposal PKM Pengandian Masyarakat yang Didanai Dikti, bisa download Disini

Demikianlah ulasan mengenai contoh PKM Pengabdian Masyarakat yang pernah didanai Dikti. Semoga bermanfaat bagi siapapun yang sedang membaca atau ingin menuliskan tentang PKM Pengabdian Masyarakat, Trimakaskih. Jangan lupa baca juga contoh PKM Pengabdian Masyarakat yang lainnya.

3/5 - (1 vote)