Limbah tahu sejatinya bisa dikatakan sebagai limbah yang banyak dihasilkan oleh masyarakat di Indonesia, sebab makanan jenis makanan tahu ini menjadi makanan yang paling mudah ditemukan. Misalnya untuk jenis makanan tahu yang terkenal ialah tahu sumedang, tahu goreng, dan lainnya.
Sebagai penjelasan lebih lanjut, dalam artikel ini kan menguraikan tentang pengertian limbah tahu, kandungan, dan dampaknya.
Daftar Isi
Limbah Tahu
Limbah tahu adalah limbah yang berasal dari sisa pengolahan kedelai yang terbuang dan tidak bisa dikonsumsi. Limbah tahu terdiri atas dua jenis yaitu limbah padat dan limbah cair. Limbah padat industri pengolahan tahu berupa kotoran hasil pembersihan kedelai seperti batu, tanah, kulit kedelai, dan benda padat lainnya yang menempel pada kedelai, dan sisa saringan bubur kedelai yang disebut ampas tahu.
Ampas tahu dari hasil limbah tahu ini menurut Kaswinami (2007), terbentuk besarannya bersikar antara 25%-35% dari produk tahu yang dihasilkan. Limbah cair industri pembuatan tahu berupa cairan kental yang terpisah dari gumpalan tahu yang biasanya disebut air dadih.
Proses produksi tahu menghasilkan limbah cair dalam kuantitas yang besar dengan rata-rata jumlah limbah cair industri tahu per kilogram kedelai yang diolah adalah 17±3 L (Romli, 2009). Limbah cair memiliki potensi terbesar yang dapat menyebabkan polusi lingkungan karena limbah tersebut kaya akan bahan organik dan potensial terjadi degradasi secara alami.
Kandungan Limbah Cair Tahu
Air limbah industri tahu mengandung bahan-bahan organik kompleks yang tinggi terutama protein dan asam-asam amino (EMDIBapedal, 1994) dan bentuk padatan tersuspensi maupun terlarut (BPPT, 1997).
Adanya senyawa-senyawa organic tersebut menyebabkan limbah cair industri tahu mengandung BOD,COD dan TSS yang tinggi (Tay, 1990; BPPT, 1997; dan Husin, 2003) yang apabila dibuang ke perairan tanpa pengolahan terlebih dahulu dapat menyebabkan pencemaran.
Limbah cair tahu memiliki konsentrasi COD (Chemical Oxygen Demand) di dalam air limbah industri tahu yang cukup tinggi yakni berkisar antara 7.000 hingga 10.000 mg/L, serta mempunyai keasaman yang rendah yakni pH 4-5 (Abas Sato, 2015).
Dampak Limbah Cair Tahu
Sebagian besar industri tahu mengalirkan air limbahnya ke saluran- saluran pembuangan, sungai ataupun saluran pembuangan air lainnya tanpa diolah terlebih dahulu.
Limbah cair yang terbuang di alam bebas tersebut dapat menimbulkan pencemaran lingkungan, khususnya lingkungan perairan. Air limbah tahu tersebut mengandung sisa air dari susu yang tidak menggumpal dan masih adanya bahan organik, seperti protein, karbohidrat, dan lemak.
Kadar bahan organik dan BOD (Biological Oxygen Demand) yang tinggi, akan berakibat menurunnya kualitas lingkungan tersebut.
Secara fisik kualitas limbah cair dapat dilihat dari kadar pH dan kekeruahan. Secara bilogis akan dilihat apakah limbah hasil pembuatan tahu mengandung bakteri mislanya bakteri E.coli, sedangkan secara kimia dapat dilihat Kadar BOD (Biochemical Oxigen Demand) dan COD (Chemical Oxigen Demand) yang terkandung dalam limbah cair tersebut. Sehingga industri tahu sangat memerlukan suatu pengolahan limbah yang bertujuan untuk mengurangi resiko beban pencemaran yang ada (James 1992).
Demikianlah pembahasan mengenai pengertian limbah tahu, kandungan, dan dampaknya. Semoga dapat bermanfaat bagi setiap pembaca yang sedang mencari refrensi tentang “Limbah Tahu”.