Beras analog atau seringkali disebut sebagai beras tiruan bisa dilakukan untuk meminimalisir kegiatan impor beras di Indonesia dan juga sebagai upaya pemanfaatan bahan pangan lain, maka perlu adanya diversifikasi pangan dalam bentuk beras analog.
Dalam penjelasannya, menurut Widowati (2008), pengembangan beras analog selama ini mengalami kendala yaitu dari segi aspek penerimaan produk dalam hal bentuk dan warna yang berbeda dengan beras pada umumnya, sehingga dapat mempengaruhi psikologis konsumen dalam menentukan pilihannya terhadap beras analog. Sebagai penjelasan lebih terperinci, artikel ini akan mengemukakan tentang pengertian beras analog dan penjelasannya.
Daftar Isi
Beras Analog
Beras analog pada hakikatnya merupakan beras tiruan yang biasanya terbuat dari tepung umbi-umbian dan serealia yang bentuk dan komposisi gizinya hampir mirip dengan beras aslinya, baik jenis beras hitam, berasputih, ataupun beras ketan.
Pengertian Beras Analog Menurut Para Ahli
Sedangkan definisi beras analog menurut para ahli, diantaranya;
-
Lumba (2012)
Menurutnya, beras analog dapat dikembangkan untuk meningkatkan ketersediaan pangan, sumber pangan baru dan keberagaman pangan
-
Budijanto dan Yuliyanti (2012)
Menurutnya, manfaat yang terkadung dalam beras analog dengan sifat alami memiliki harapan yang sangat baik, seperti produk beras analog yang kaya serat dapat bermanfaat untuk mengurangi kolesterol, mencegah obesitas atau untuk penderita diabetes yang perlu mengkonsumsi karbohidrat rendah kalori.
-
Ichikawa dan Chiharu (2007)
Dalam penjelasannya, beras analog yang diperkaya dengan protein dapat bermanfaat untuk mengurangi defisiensi protein .
-
Ashong et al (2012)
Sedangkan menurut pakar ini, di samping itu beras analog juga dikembangkan untuk menambah mineral dan vitamin pada beras.
Penjelasan Beras Analog
Beras analog telah dikembangkan melalui penelitian dan percobaan dengan berbagi bahan yang variasi, seperti penelitian formulasi beras analog berbasis tepung mocaf dan maizena dengan penambahan cmc dan tepung ampas tahu (Sudarminto dan Arrida, 2015).
Pembuatan dan uji karakteristik fisik beras analog berbahan baku tepung singkong yang diperkaya dengan protein udang (Miftahul et al, 2015), serta kajian proses pembuatan dan karakteristik beras analog ubi jalar (ipomea batatas) (Hasnelly et al, 2013).
Menurut jurnal Litbang Provinsi Jawa Tengah (2013) bahan yang biasanya digunakan oleh beras analog yaitu berupa tepung jagung, sagu, mokaf, ubi, singkong, dan lain sebagainya serta terdapat bahan tambahan untuk menambah komposisi atau kandungan dari beras analog tersebut.
Novita dan Fitriyono (2013) melakukan penelitian dengan tiga jenis perlakuan yaitu berupa snack bar ubi jalar ungu, ubi jalar kuning, dan ubi jalar merah. Ketiga jenis ubi tersebut tetap menggunakan campuran kedelai dengan perbandingan 2:1.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Novita dan Fitriyono (2013), menunjukkan bahwa Kadar-karoten, antosianin, isoflavon dan aktivitas antioksidan tertinggi yang berupa snack bar adalah ubi jalar ungu dan kedelai hitam, yakni 144,5 μg/g, 56,29 mg/g, 18,669 mg/g protein dan 40,23 %.
Demikianlah pembahasan tentang pengertian beras analog dan penjelasan lengkapnya. Semoga dapat bermanfaat bagi setiap pembaca yang sedang mencari refrensi tentang “Beras Analog”. Trimakasih.