Indonesia arti negara berkembang sejatinya memiliki banyak sekali industri, yang biasanya semakin meningkat atau banyaknya industri semakin banyak pula limbah yang dihasilkan oleh industri tersebut. Salah satu limbah yang dihasilkan diantaranya limbah cair.
Daftar Isi
Limbah Cair
Limbah cair bisa dikatakan sebagai bagian daripada bahan pencemar lingkungan yang berbentuk cair. Disinilah terlihat bahwanya bagian penyebutan air limbah adalah air yang mampu membawa sampah dari berbagai kegiatan manusia.
Pengertian Limbah Cair Menurut Para Ahli
Adapun definisi limbah cair menurut para ahli, antara lain;
- Suharto (2010), Pengertian limbah cair adalah sistem pengelolaan atau teknik mengatasi limbah air secara umum dibagi menjadi tiga metode atau jenis pengolahan, yaitu pengolahan alam fisika, kimia, dan biologi.
- Imam (2022), Limbah cair adalah bagian daripada limbah yang terlarut di dalam air, limbah ini selalu mengalir selayaknya air yang mengalir ke tempat dataran tinggi ke dalam dataran rendah. Karena kondisinya seperti hal itu, umumnya limbah cair dapat berbahaya bagi kehidupan manusia karena air menjadi eleman utama yang selalu dibutuhkan untuk bertahan hidup.
Pengelolaan Limbah Cair
Sistem pengelolaan dalam limbah cair sejatinya dapat dilakukan dengan;
-
Co Culture Mikroalga
Kemampuan alga dalam menghilangkan COD, nitrogen, dan fosfor telah menarik minat masyarakat untuk membudidayakan alga dalam air buangan (Chi et al, 2011; Sukacova et al, 2015). Berbagai jenis substrat organik dapat digunakan oleh alga sebagai sumber karbon dan energi untuk mengakumulasi lipid (Tian-Yuan et al, 2014).
Nitrogen organik dari limbah tidak hilang ke atmosfir seperti N2, namun tetap menjadi bagian dalam biomassa mikroalga sebagai protein-nitrogen. Kolam alga dapat digunakan untuk mengoksidasi zat-zat organik dan menghilangkan nutrien terlarut dalam berbagai jenis air limbah (Fernandez, et al,2012).
Berdasarkan penelitian oleh Ren et al (2015), performa pengolahan air limbah menggunakan co-culture dari alga dan anaerobic sludge (bakteri anaerobik) terbukti lebih efisien dibandingkan pengolahan oleh bakteri anaerobik sendiri. Efisiensi penetralan COD, nitrogen total, dan fosfor total pada sistem co-culture meningkat sebesar 176265%, 169-200%, dan 154-207% secara berurutan (Ren, et al, 2015).
Mikroalga tidak hanya berperan dalam penggunaan nutrien, namun juga menghasilkan oksigen bagi bakteri aerobik heterotrof untuk memineralisasi polutan organik. Sebagai gantinya, mikroalga menggunakan karbon dioksida yang dilepaskan oleh respirasi bakteri (Kumari, et al, 2016).
Performa pengolahan air limbah menggunakan co-culture bakteri-mikroalga telah dilaporkan secara luas dan telah diterapkan dalam skala besar pada lokasi yang kondisi iklimnya mendukung (Godos et al, 2010; Munoz and Guieysse, 2006; Olguin, 2003).
Selain menggunakan karbon dioksida hasil respirasi bakteri, mikroalga juga dapat menangkap karbon dioksida dalam gas buangan. Produksi 100 ton biomassa mikroalga paling sedikit mengkonsumsi 183 ton CO2, sehingga CO dapat ditangkap dari gas buangan dan ditransformasi menjadi biomassa serta produk-produk biofuel seperti karotenoid, asam amino, biofuel, dan lain-lain, atau digunakan dalam proses bioremediasi (Benemann, 1997; Munoz et al, 2005; Pulz and Gross, 2004; Rodolfi et al, 2009; Romero, et al, 2012).
Mikroalga telah dianggap sebagai bahan baku biofuel yang menjanjikan karena mengandung lipid instraselular yang tinggi, yakni sebanyak 30-60% dari berat kering dan laju pertumbuhan yang tinggi, dengan waktu penggandaan sel sekitar 1-10 hari, selain itu mikroalga dapat tumbuh di kolam, unit fermentasi dan juga air limbah (Cheirsilp et al, 2011; Ren et al, 2015; Wu et al, 2015).
Penggunaan mikroalga memberikan beberapa keuntungan diantaranya dapat tumbuh lebih cepat daripada tumbuhan, tidak membutuhkan lahan subur atau air bersih, dapat menggunakan energi solar degan efisiensi hingga 5% dan dapat langsung menggunakan gas buangan sebagai sumber karbonnya.
Contoh Limbah Cair
Adaun untuk contoh adanya limbah cair di masyarakat dalam keseharian. Antara lain;
-
Indutri Gula
Untuk limbah cair dari industri yang disebutkan adalah indutri gula, dari pabrik gula biasanya dihasilkan limbah cair. Alasannya menurut Sulistiowati (1991) Limbah cair yang berasal dari pabrik gula umumnya mengandung bahan organik sebagai penyusun utama, nitrogen, P2O , dan CaO.
Demikianlah pembahasan mengenai limbah cair, baik pengertian limbah cair, pengelolaan limbah cair dan juga contoh limbah cair yang dihasilah dari indutri. Semoga dapat bermanfaat bagi setiap pembaca yang sedang mencari refrensi tentang limbah cair.