Secara etimologi istilah folklor pada dasarnya berasal dari bahasa Inggris, yakni folklore. Namun kemudian folklore sendiri hekekatnya juga berasal dari dua kata, yaitu folk yang arti sekumpulan individu yang memiliki kesamaan (colectivity). Sedangkan, lore artinya adalah sebagian kebudayaan yang diwariskan dari sekelompok yang sama.
Sebagai penjelasan lebih lanjut, dalam tulisan ini akan menguraikan tentang pengertian folklore dan contoh cerita folklore secara lengkapnya.
Daftar Isi
Folklor
Folklor pada hakikatnya adalah salah satu bentuk kebudayaan yang bersifat kolektif, kerana umumnya folklore tersebar dan diwariskan secara turun-temurun dari generasi ke genarasi. Folklore menjadi sala hsatu budaya Indonesia. Hal itu dikarenakan folklor memiliki kecenderungan kepada aspek lokalitas yang ada di masyarakat di Indonesia.
Pengertian Folklore/Faklor Menurut Para Ahli
Adapun definisi folklor menurut para ahli adalah;
-
Pudentia (2015)
Menurutnya, folklor adalah produk mengenai budaya kolektif tetentu, yang diwariskan melalui lisan maupun alat bantu lisan
-
Natalis Pakage dan Titus Pekei (2013)
Arti folklor secara umum adalah suatu budaya yang tumbuh beriringan dengan berkembangnya kehidupan masyarakat atau suku yang ada di dalam kehidupan berbangsa.
-
Akh. Muwafik Saleh (2012)
Faklor adalah dimensi masa lampau yang bisa dijadikan sebagai media pembelajaran yang terbaik untuk melangkah di masa depan. Dalam arti ini folklor dalam pendidikan menjadi resolusi untuk mencerminkan dan menjaga kearifan lokal.
-
Dundes (Danandjaja, 1998)
Foklor adalah suatu kelompok dalam masyarakat yang memiliki ciri khas pengenal, baik secara fisiksosial, kebudayaan, dan sosial.
-
Ipriansyah (2011)
Folklor menurut Ipriansyah memiliki fungsi atau nilai-nilai positif yang berguna bagi perkembangan anak, sehingga dapat membantu perkembangan kognitif, seperti; bahasa dan pemikiran, serta sosio-emosional anak.
Contoh Faklor
Berikut berbegai contoh cerita faklor yang barangkali terasa taka sing lagi bagi sebagian masyarakat, di Indonesia;
- Contoh Cerita Faklor di Jawa Tengah, seperti “Legenda Candi Sewu”
- Cirita Faklor di Kalimantan, seperti “Sangi Pemburu dari Mahorai”
- Cerita Faklor di Padang “Malin Kundang”
Dan masih banyak lagi cerita-cerita faklor baik lisan maupun non lisan mengenai kehidupan rakyat dan belum termasuk pribahasa-pribahasa yang sudah lekat di masyarakat Indonesia. Demikianlah pembahasan mengenai pengertian faklor dan contoh cerita faklor, perlu dipahami bahwa di era globalisasi folklor diharapkan akan mampu menjadikan pendidikan yang moderat, sehingga tidak terpengaruh arus negatif dari perkembangan globalisasi yang semakin pesat.
Oleh sebab itu, folklor dan pendidikan perlu dikembangan dan sinergikan secara bersama-sama. Dalam hal ini, dapat dilakukan dengan upaya yang strategis dan konstruktif, yakni dengan menekankan aspek moderasi pada implementasi dan output yang dihasilkan bagi generasi bangsa.
Dari penjelasan yang dikemukakan, dapatlah dikatakan bahwa folklor termasuk hasil dari tata kelakuan yang kemudian folklor menjadi simblosisasi yang bersifat lokalitas. Selain itu juga folklor dapat berfungsi sebagai sebuah refleksi kebudayaan yang telah mewakili tata kelakuan masyarakat lokal tertentu.
Urgensi nilai-nilai yang ingin disampaikan pun juga termasuk dalam tata kelakuan masyarakat setempat. Hal ini memungkinkan untuk menginternalisasikan nilai dan norma yang ada di suatu tempat. Sederhananya, fungsi folklore dapat memberikan sosialisasi mengenai budaya-budaya dan norma-norma dalam masyarakat.
Oleh karena itulah dengan folklor, masyarakat dapat mengetahui dan memahami budaya yang ada. Oleh sebab itu, hal folklor dinyatakan sebagai khazanah kearifan lokal. Meskipun setiap daerah berbeda, tetapi sejatinya folklor menjadi simbolisasi yang melekat kuat dalam kehidupan sosial dan budaya masyarakat.
Khazanah yang dimiliki folklor menjadi cerminan dalam sebuah masyarakat, termasuk karakter masyarakat itu sendiri. Dalam konteks kebangsaan, esensial folklore sangat penting dalam menjaga stabilitas kemasyarakatan. Hal itu dikarenakan, dalam konteks sejarah berdirinya bangsa ini, maka tidak bisa dilepaskan dari pengaruh folklore yang telah berkembang di masyarakat saat ini. Oleh sebab itu, perlunya pembudayaan folklor dalam rangka menjaga budaya, khususnya budaya kebangsaan dengan kultur kearifan lokalnya.
Itulah saja artikel yang bisa dibagikan pada semua pembaca berkenaan dengan pengertian folklor menurut para ahli dan contohnya yang mudah ditemukan. Semoga saja dengan adanya tulisan ini bisa memberikan wawasan bagi semua kalangan yang membutuhkannya.