Fakultas kedokteran pada saat ini memang menjadi fakultas terfavorit di berbagai Universitas Negri yang ada di Indonesia. Misalnya di Universitas Gajah Mada (UGM), Univeritas Padjajaran, Univeritas Indonesia (UI), Univeritas Sebelas Maret, Univeritas Lampung, ataupun univeritas lainnya. Fakultas kedokteran selalu menduduki peringkat pertama atau menduduki peminat tertinggi bagi lulusan SMA/MA/Sederajat. Keadaan ini secara tidak langsung tentu membuktikan bahwa sebagian besar diantara para pelajar di Indonesia yang bercita-cita menjadi seorang tenaga kesehatan, seperti dokter sangatlah tinggi.
Padahal untuk menjadi dokter banyak sekali persiapan yang perlu dilakukan, salah satunya persoalan biaya. Fakultas kedokteran terkesan lebih mahal di bandingkan dengan fakultas lainnya, meski untuk Jurusan Kedokteran di Univeritas Padjajaran pada tahun 2016 sudah memutuskan biaya yang gratis baik mahasiswa yang berasal dari ekonomi tinggi, menengah, ataupun kurang.
Mahasiswa yang berasal dari ekonomi kurang mampu dan ingin menjadi dokter, ada beberapa solusi yang bisa ditawarkan. Salah satunya adalah mendapatkan beasiswa bidikmisi yang disedikana secara langsung oleh pemerintah melalui Kemenristek Dikti.
Mahasiswa yang berasal dari ekonomi kurang mampu tapi ingin menjadi dokter dengan beasiswa bidikmisi, barangkali membutuhkan suntingan semangat sehingga dengan begitu, siapapun yang ingin lulus SBMPTN kedokteran bisa pengalaman tentang perjuangan mereka memperoleh lulus SBMPTN Kodekteran dengan bidikmisi.
Daftar Isi
Perjuangan SBMPTN Kedokteran
Berikut ini, akan dibagikan cerita Perjuangan SBMPTN Kedokteran dari pelajar anak penjual gorengan, semoga saja dapat membuatmu semakin bersemangat.
Dyah Utami Nugraheni
Dyah Utami Nugraheni adalah mahasiswa kedokteran dari UGM. Mahasiswa ini berasal dari Desa Nyamplung Kidul, Balecatur, Gamping, Sleman adalah anak dari penjual gorengan. Pada tahun 2016 Dyah Utami Nugraheni lulus SBMPTN kedoketaran, bahkan selama menjalani kuliah nantinya Dyah dibebaskan dari biaya kuliah hingga selesai menempuh pendidikan dengan beasiswa bidikmisi.
Inpirasi dan Motivasi Dyah dalam perjuangan SBMPTN Kedokteran berangkat dari persoalan sebagai berikut;
-
Kepedulian Terhadap Lingkungan
Salah satu faktor yang mendorong Dyah untuk menjadi dokter berangkat dari keterpanggilannya melihat Desa Nyamplung Kidul, Balecatur, Gamping, Sleman yang minim dengan tenaga kesehatan. Hal itu sebagaimana yang ia katakan bahwa setelah lulus nanti harapannya bisa menolong dan membantu saudara dan tetangga sekitar.
-
Menjadi Juara Disetiap Jenjang Pendidikan
Sebagai salah satu alumni SMAN 1 Jogjakarta, Dyah diakui ataupun tidak memang dikenal sebagai pelajar yang cerdas. Setiap kali semester dan ujian Dyah selalu mendapatkan juara. Pretasi juara yang ia dapatkan tak pernah lepas dari 3 besar.
-
Terlahir dari Keluarga Kurang Mampu
Dyah adalah anak Ibu Ngatinem seorang penjual gorengan. Bahkan ia juga menjadi anak yatim sejak tahun 2007. Meskipun berasal dari keluarga kurang mampu tak menyurutkan dyah untuk terus belajar menggampi cita-citanya menjadi seorang dokter.
-
Dukungan Keluarga
Kisah hidup Dyah lulus SBMPN kedokteran salah satunya karena dorongan dan tekat dari adanya keluarga besar. Meski dalam hal ini mengalami keterbatasan soal biaya tapi Dyah mendapatkan support dan dukungan penuh dari keluarganya.
-
Belajar dan Berdo’a
Ada istilah bijak mengatakan, jika berusaha tanpa doa adalah sombong dan do’a tanpa usaha adalah omong kosong. Kata itu barngkali tepat jika dianalogikan dalam hidup Dyah, sebab sebagai seorang pelajar untuk lulus SBMPN Kedoketaran diah selalu belajar secara teratur dan do’a.
Demikialan secarik semangat dari tentang perjuangan SBMPTN Kedokteran, kisah ini disimpulkan dari cerita yang di peroleh di situs UGM dengan judul “Kisah Anak Penjual Gorengan Kuliah di Kedokteran UGM. Semoga bermanfaat, dan trimakasih.