Secara umum dalam disiplin ilmu pertanian dikenal dengan dua sistem, dua sistem pertanian tradisional dan penerapan sistem pertanian modern. Keduanya menjadi bagian yang tidak terpisahkan tentusaja juga memiliki kelebihan dan kelemahannya masing-masing.
Namun yang pastinya, haruspula menjadi pengakuan bahwa dalam era globalisasi seperti ini sistem pertanian tradisional banyak digantikan dengan mesin lantaran dinilai lebih efesiensi dalam pengelola arti lahan pertanian yang ada.
Daftar Isi
Sistem Pertanian Tradisional
Sistem pertanian tradisional menjadi bagian daripada sistem regulasi dalam agraris yang masih bersifat ekstensif dan tidak memaksimalkan input yang ada. Adapun salah satu dari contoh sistem pertanian tradisional yang kita kenal misalnya saja adalah sistem pertanian dengan manfaatkan ladang berpindah.
Pengertian Pertanian Tradisional
Pertanian tradisional adalah salah satu sistem pertanian yang sangat bersahabat dengan alam, arif, dan mendukung berusaha untuk menjaga keberlangsungan ekosistem, hal ini dikarenakan dalam sistem pertanian ini petani tidak menggunakan pestisida dan bahan-bahan kimia lainnya hanya saja kebanyakan sistem pertanian tradisional di Indonesia adalah sistem pertanian ladang berpindah.
Pengertian Sistem Pertanian Tradisional Menurut Para Ahli
Adapun definisi pertanian tradisional menurut para ahli, antara lain;
- Pracaya (2007)
Sistem pertanian tradisional adalah suatu sistem yang paling familiar dikalangan masyarakat, hal ini lantaran sistem pertanian tradisonal murni tanpa menggunakan pestisida ataupun bat buatan. Akan tetapi ahli ini menambahkan bahwa sistem pertanian tradisonal sulit mendapatkan hasil yang maksimal.
Kekurangan Sistem Pertanian Tradisional
Penerapan dalam sistem pertanian tradisional yaitu;
-
Tidak Mampu untuk Mencukupi Kebutuhan
Sebenarnya penerapan pertanian tradisional sudah tidak sesuai lagi dengan kondisi dan kebutuhan lahan yang semakin meningkat akibat peningkatan pertumbuhan penduduk di Indonesia setiap tahunnya. Berbagai problematika dari sistem pertanian tradisional ini semakin menjadi kompleks dengan pertumbuhan penduduk Indonesia yang sekarang meningkat 1,49% setiap tahunnya.
Tentu saja kelemahan yang didapatkan dari penerapan sistem pertanian tradisional ini akan mengakibatkan kebutuhan lahan juga akan semakin meningkat. Pada akhirnya penduduk akan terpaksa membuka hutan untuk dijadikan lahan pertanian dan pemukiman.
-
Hasil Tidak Menentu
Selain itu pertanian tradisional juga bersifat tidak menentu, hal itu bisa dibuktikan dengan kenyataan bahwa kebanyakan petani yang menggunakan sistem pertanian ini seolah-olah hidup diatas tonggak, dikarenakan para petani yang lahan pertaniannya sempit dan penanaman hanya tergantung pada curah hujan yang tentunya tak dapat dipastikan, maka hasil pertaniannya rata-rata akan menjadi sangat rendah, dalam keadaan tahun-tahun buruk atau paceklik para petani gagal panel sehingga para petani dan keluarganya akan mengalami krisis ekonomi dan kelaparan.
Pada keadaan demikian maka konsentrasi para petani untuk meningkatkan penghasilan akan berkurang karena mereka akan lebih berkonsentrasi untuk mempertahankan kehidupan keluarganya, sehingga kesejahteraan hidup para petani akan sulit untuk dicapai.
Kelebihan Sistem Pertanian Tradisional
Adapun untuk kelebihan daripada sistem tradisional yang bisa dilakukan adalah sebagai berikut;
-
Menjaga Kesehatan Pendudukan
Menjaga kesehatan penduduk dengan sistem pertanian tradisional sangat berpengarush signifikan, hal ini lantaran sistem pertanian tradisional sangat jarang bahkan tidak memahami obat-obat kimia sehingga tanaman yang dihasilkan bebas dari unsur kimiaawi.
-
Membutuhkan Banyak Tenaga Kerja
Realisasi mengenai penerapan dalam sistem pertanian tradisional ialah membutuhkan tenaga kerja, hal ini berkaitan dengan proses dalam segi perawatan dan juga pengelolaannya yang membutuhkan waktu atau jangka yang lama. Sehingga pengenatasan pengangguran bisa dilakukan dengan mudah, lantaran semuanya mendapatkan pekerjaan.
Contoh Pertanian Tradisional
Adapun untuk contoh dalam penerapan sistem pertanian tradisional di masyarakat. Yaitu;
-
Ladang Berpindah
Misalnya saja dalam sistem pertanian ladang berpindah sebenarnya memiliki karakter khusus, yaitu menggarap lahan pertanian secara berpindah-pindah di lahan hutan.
Para peladang, menebang hutan untuk ditanami tanaman padi dan tanaman lainnya secara singkat 1 sampai dengan 2 tahun, lalu lahan itu diistirahatkan atau diberakan dengan waktu cukup panjang, mulai 3 tahun sampai puluhan tahun.
Sehingga sistem pertanian ladang berpindah ini sangat berpotensi mengakibatkan berkurangnya luas areal hutan di Indonesia, yang pada akhirnya akan menimbulkan kekuarangan atau permasalahan-permasalahan lainnya baik dalam aspek ekonomi maupun lingkungan seperti bencana banjir dan tanah longsor akibat hilangnya daerah resapan air.
Demikianlah pembahasan mengenai pengertian sistem pertanian tradisional menurut para ahli, kekurangan, kelebihan, dan contohnya di masyarakat. Semoga dengan adanya bahasan ini dapat memberikan wawasan dan juga pengetahuan bagi segenap pembaca yang sedang mendalami “Sistem Pertanian Tradisional”.